Selasa, 14 Juli 2009

Ujian Ek.Manajerial

STIE/STMIK PASIM SUKABUMI
UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : EKONOMI MANAJERIAL
Dosen : Fajar Laksana, SE, CQM, MM

JAWABAN BOLEH DIACAK, DIJAWAB SEMAMPUNYA, TULIS SOALNYA DALAM JAWABAN.


SOAL

1.Apa yang harus dilakukan anda sebagai pengusaha menghadapi globalisasi dimana perusahaan asing akan menjadi pesaing kuat diwilayah anda ?

2. Jelaskan mengenai permasalahan dari elastisitas sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan elastisitas permintaan ?
b. Apa peran menghitung elastisitas permintaan bagi pengemabilan keputusan manajerial?
c.Bagaimana hubungan antara elastisitas permintaan dengan pendapatan atau laba dari perusahaan ?

3.Jelaskan mengenai permasalahan dari Kurva Indeferen ;
a. Apa yang dimaksud dengan kurva indeferen
b.Apa fungsi dan peran kurva indeferent dalam pengambilan keputusan manajemen
c.Bagaimana menentukan kepuasan maksimum melalui kurva indeferen

4.Apa fungsi dan peran dari Marginal Rate of Substitution (MRS) bagi keputusan manajemen ?

5. Apa yang mempengaruhi konsumen untuk meningkatkan pembelian atau konsumsinya jika konsumen telah berada pada tingkat kepuasan maksimum ?

6. Bagaimana pengaruh perubahan harga untuk barang normal dan barang inferior terhadap permintaan konsumen ?

7. Apa yang dimaksud dengan kurva engel dan apa peran serta fungsinya bagi keputusan manajemen ?

Selasa, 31 Maret 2009

AKUNTANSI ZAKAT
By; Fajar Laksana.,SE.,CQM.,MM

Pentingnya Akuntansi Menurut Islam

Allah telah berfirman dalam QS: Al-Baqarah: 282 “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang tidak ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskanya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis , dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), sedikitpun daripada hutangnya. Jika orang yang berhutang itu lemah akalnya atau lemah (keadaanya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur, dan periksalah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki diantaramu. Jika tidak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang leleki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhoi, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil, dan jangalah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya . Yang demikian itu lebih Adil disisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) tidak menulisnya . Dan periksalah apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis dan sksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertaqwalah kepada Allah, Allah mengajarmu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
“Sesungguhnya Allah SWT mewajibkan untuk berlaku ihsan (baik/professional) dalam segala hal” (Hadits)
Berdasarkan penjelasan tersebut maka akuntasi dalam perspektif Islam, adalah
1.Ditujukan untuk orang-orang beriman
2.Pencatatan transaksi sangat penting
3.Tidak boleh malas dalam melakukan pencatatan
4.Harus ada saksi (bukti)
5.Landasanya taqwa, kejujuran dan amanah
6.Pentingnya internal control (Sistem Pengendalian Intern)
7.Pentingnya transparansi
8.Asas keadilan
9.Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu
10.Kewajiban untuk professional di segala bidang

Pengertian Akuntansi Zakat
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, pengihtisaran, penafsiran dan pengkomunikasian dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian ekonomi dari suatu entitas hukum atau sosial.
Akuntansi juga diartikan sebagai bahasa bisnis yang memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu perusahaan/organisasi dan hasil usaha/aktivitasnya pada waktu atau periode tertentu, sebagai pertangungjawaban manajemen serta untuk pengambilan keputusan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang menjadi tujuan dari akuntansi adalah :
1. Pertangungjawaban
2. Menjalankan Fungsi Manajemen (Planniang, Organizing, Actuating, Controlling)
3. Pengawasan
4. Sarana untuk Pengambilan Keputusan

Tujuan lainnya dari akuntansi Zakat Menurut AAS-IFI (Accounting & Auditing Standard for Islamic Financial Institution) adalah menyajikan informasi mengenai ketaatan organisasi terhadap ketentuan syari’ah Islam, termasuk informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran yang tidak di perbolehkan oleh syari’ah, bila terjadi, serta bagaimana penyalurannya. Berdasarkan tujuan tersebut maka memperlihatkan betapa pentingnya peran Dewan Syari’ah (mengeluarkan opini syariah)

Aturan Akuntasi Untuk Lembaga Pengelola Zakat Indonesia
Sampai dengan saat ini belum ada yang secara khusus membuat aturan akuntansi zakat, hal inilah salah satu penyebab kesulitan dalam melakukan standarisasi pencatatan dan pelaporan akuntansi zakat di Indonesia.
Sementara ini bentuk pencatatan dan pelaporan akuntansi zakat seringkali didasarkan kepada metoda akuntansi yang secara umum berlaku, yang kemudian di modifikasi dengan ketentuan syariah. Dan ketentuan syariah inilah yang menentukan terhadap perlakuan pencatatan dan pelaporan akuntansi zakat. Dengan demikian fungsi dari Dewan Syariah sangat menentukan dalam pelaksanan pencatatan dan pelaporan aktifitas ZISWAH
Aturan yang ada pada saat ini yang mendekati untuk dimodifikasi kedalam sistem akuntansi zakat adalah ketentuan dari IAI yang telah mengeluarkan pernyataan standar akuntasi keuangan tentang “Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba”. (PSAK No. 45). Dimana Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Menurut PSAK No. 45) adalah : Menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para pengguna leporan keuangan, antara lain: penyumbang, anggota organisasi, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi dalam rangka menilai: Jasa yang di berikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut dan cara pengelola/pengurus melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja mereka
Karakteristik dari organisasi nirlaba menurut PSAK No.45 yaitu : Sumber daya organisai berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan sumber daya yang diberikan. Menghasilkan barang atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah di bagikan kepada para pendiri atau pemilik organsisasi tersebut. Tidak ada kepemilikan sperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat di jual, di alihkan atau di tebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak menerima proporsi pembagian sumberdaya organisasi pada saat likuidasi atau pembubaran organisasi.
Berdasarkan ketentuan dari Ikatan Akuntansi Indonesia yang telah mengelurakan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Menurut PSAK No. 45), maka ketentuan akuntansi zakat ada kecenderungan lebih mendekati dengan ketentuan tersebut. Walupun perbedaan yang sangat mendasar adalah di dalam ketentuan syariah yang harus di gunakan dalam akuntansi zakat.

Prinsip-Prinsip Akuntansi Zakat
Karakteristik Dana ZIS
Transaksi Zakat adalah transaksi Zakat, Infaq dan Sodaqoh. Karakteristik dana ZIS yang digolongkan dalam klasifikasi dana menurut The National Council on Governmental Accounting (NCGA) dan menurut penggolongan dari Anis (1995:24) adalah :
1. Dana Zakat : dana yang dibatasi (restricted funds) yang merupakan dana kepercayaan (trust and agency) , yang dimaksud dibatasi adalah, dibatasi dari sisi yang mengeluarkan zakat (muzaki) sesuai dengan nishab dan haul (periode) , juga dibatasi dalam penyaluran (mustahiq) khusus kepada asnaf yang telah ditetapkan syariah (8 asnaf)
2. Dana Sodaqoh, yaitu dana yang tidak dimaksudkan oleh pemberinya untuk tujuan tertentu, sering disebut General Funds (dana umum) karena tidak ada batasan apapun baik jumlah dana yang diberikan maupun untuk siapa dana tersebut digunakan, dengan demikian dana ini digolongkan kedalam dana yang tidak terbatas (unrestricted funds)
3.Dana Infaq : yaitu dana sodaqoh yang dimaksudkan oleh pemberinya untuk tujuan tertentu atau kepada penerima tertentu. Apabila LPZ merupakan lembaga pengelola zakat yang memiliki program khusus dalam penyaluran zakatnya, maka dana infaq dan sodaqoh dapat disatukan menjadi dana Infaq/Sodaqoh. Dalam pembahasan akuntansi zakat sederhana maka LPZ harus memiliki program untuk apa dana di salurkan, dengan demikian dana infaq dan sodaqoh dapat disatukan dalam satu nama perkiraan (account) yaitu dana infak/sodaqoh
3.Dana infaq dan sodaqoh disatukan menjadi dana infaq/sodaqoh.
4.Jika Sodaqoh dalam bentuk barang (Tanah, Peralatan, Bangunan) baik dengan akad Wakaf atau Hibah maka dalam akuntansi harus dinilai barang tersebut dengan nilai uang sesuai dengan harga pasar atau harga perolehan, agar dapat dicatat dalam laporan akuntansi. Penulis menyatakan untuk barang investasi Zakat tidak perlu dilakukan perhitungan penyusutan, mengingat belum ada peraturan baku untuk akuntansi Zakat.
5.Output laporan keuangan mengutamakan laporan aktifitas, atau laporan sumber dan penggunaan dana ZIS, dan laporan neraca (posisi Keuangan)
6.Dana Amil dari Zakat ditetapkan sebesar 12.5% Oleh Dewan Syariah
7.Dana Amil dari Shodaqoh ditetapkan 12.5%, Oleh Dewan Syariah

Jenis Laporan Keuangan Utama Lembaga Pengelola Zakat
Jenis-jenis laporan akuntansi zakat meliputi :
1.Laporan Neraca/Posisi Keuangan
2.Laporan Aktivitas atau Sumber dan Penggunaan Dana
3.Laporan Arus Kas
4.Catatan atas Laporan keuangan

1). Laporan Neraca/Posisi Keuangan
Tujuan dari laporan neraca/posisi keuangan adalah: Menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan aktiva bersih (saldo dana) dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
Kegunaan dari laporan neraca adalah : Menilai kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, Menilai likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajiban, dan kebutuhan pendanaan eksternal
Penyajian laporan neraca harus mengikuti aturan pokok sebagai berikut :
a.Kas dan aktiva lain yang di batasi penggunaannya oleh donator harus di sajikan terpisah dari kas atau aktiva lain yang tidak terkait penggunaannya
b.Informasi likuiditas di berikan dengan cara sebagai berikut:
 Menyajikan likuiditas berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh tempo.
 Mengelompokan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar; kewajiban kedalam jangka pendek dan jangka panjang
 Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh temponya kewajiban termasuk pembatas penggunaan aktiva, pada catatan atas laporan Keuangan.

2). Laporan Aktivitas atau Sumber dan Penggunaan Dana
Tujuan dari laporan aktivitas atau sumber dan penggunaan dana yaitu menyediakan informasi mengenai:
a.Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih (Saldo Dana)
b.Hubungan antara transaksi, dan peristiwa lain
c.Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program
Kegunaan dari laporan sumber dan penggunaan dana zakat adalah :
a.Mengevaluasi kinerja dalam suatu priode
b.Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan lembaga dalam memberikan jasanya
c.Menilai pelaksanaan tanggungjawab dan kinerja pengelola

3).Laporan Arus Kas
Tujuan dari laporan kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode
Penyajian dari laporan arus kas meliputi :
a.Disusun dengan menggunakan metode langsung
b.Ditambah pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas ( sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi)

4).Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan akuntansi zakat adalah :
a.Setiap penerimaan dan pengeluaran harus di ketahui termasuk jenis dana apa
b.Setiap penyaluran dana yang ada harus sesuai dengan ketentuan Syari’ah
c.Setiap jenis dana yang ada harus dapat di ketahui saldonya
d.Jika zakat di terima dalam bentuk barang maka prinsip akutansi menghendaki barang tersebut di nilai dalam satuan moneter (dalam rupiah),sesuai dengan nilai pasarnya (jika di ketahui) atau nilai taksirannya.
e.Aktiva tetap yang dimiliki boleh disusutkan ataupun tidak

Selasa, 24 Maret 2009

TUGAS MATAKULIAH
TEORI EKONOMI MAKRO SEMESTER 4
JURUSAN S1 MANAJEMEN
STIE PASIM SUKABUMI

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4
: JUNAEDI
WAWAN SETIAWAN
SAEPUDIN
AKBAR TAUFIK JUNIOR

JAWABAN SOAL NO.4
Diketahui : Co atau a = 50 M
Io = 30 M
G = 20 M
Tx = 10 M
MPC = 0,75

Ditanya : a. Ye = ?
b. Ce = ?
c. Se = ?
d. Gambarkan grafiknya baik dilihat dari pemerintahan = penawaran agregate maupun dilihat dari kebocoran = injeksi ?
Jawab :
a. Y = C + I + G
Y = (a + bYd) + I + G
Y = a + b(Y + tr- tx) + I + G
Y = a + bY + btr- btx + I + G
Y = 50 + 0,75Y + 0,75.(0) – 0,75 (10) + 30 + 20
Y = 50 + 0,75 Y – 7,5 + 50
Y = 92,5 + 0,75Y
(Y- 0,75 Y) = 92,5
0,25 Y = 92,5
Ye = 370 M
Artinya :
Jika Y = 370 maka C + I + G = 370

b. C = a + bYd
C = a + b (Y+ tr- tx)
C = a + bY + btr - btx
C = 50 + 0,75Y + 0,75 (0) – 0,75 (10)
C = 50 + 0,75 (370) + 0 - 7,5
C = 50 + 277,5 – 7,5
C = 50 + 270
Ce = 320 M
Jadi besarnya konsumsi nasional keseimbangan adalah Rp.320 milyar

c. S = Y – C
S = Y – (a + bY)
S = Y- a – bY
S = -a + Y - bY
S = -a + Y - bY
S = - a + (1-b) Y
S = - 50 + (1 – 0,75) (370)
S = - 50 + 0,25 .(370)
Se = 42,5 M

Jadi besarnya tabungan nasional keseimbangan adalah Rp.42,5 milyar


d. C + I + G = 50 + 0,75 Y
Jika Y = 0 maka C + I + G = 50 (titik 0 : 50)
Jika Y = 370 maka C + I + G = 370 (titik 370 : 370)
Jika Y = 0 maka S = -50 (titik 0 : -50)
Jika Y = 92,5 maka S = 42,5 (titik 92,5 : 42,5)
TUGAS MAKRO EKONOMI
STIE PASIM
MAHASISWA STIE PASIM SUKABUMI
KELOMPOK : DEDE SETIAWAN
EDWAR
DIKI GARWA GINANJAR
SELVI

3.Dalam sebuah ekonomi nasional di ketahui :
a. Konsumsi otonom : Rp.70 Milyar
b. Investasi : Rp.150 Milyar
c. Pengeluaran Pemerintah : Rp.200 Milyar
d. Pajak : Rp.100 Milyar
e. MPC : Rp.0.30 Milyar

Pertanyaan : Hitungla :
a. Besarnya pendapatan nasional
b. Besarnya konsumsi nasional
c. Besarnya Tabungan nasional
d. Gambarkan grafiknya

Jawab :
Dik :
a = 70 M
MPC/b = 0.30
I = 150 M
G = 200 M
Tx = 100 M
Besarnya pendapatan nasional
Y = C + I + G
Y = a + byd + I + G
Y = a + b ( Y + Tr – Tx ) + I + G
Y = 70 + 0.30 ( Y + 0 – 100 ) + 150 + 200
Y = 70 + 0.30 ( Y – 100 ) + 350
Y = 420 + 0.30 Y – 30
Y = 390 + 0.30 Y
Y – 0.30Y= 390
0.70Y= 390
Y= 390 / 0.70
Y= 557 M

Besarya konsumsi nasional
C = a + byd
C = a + b( Y + Tr – Tx )
C = 70 + 0.30 ( 557 + 0 – 100 )
C = 70 + 0.30 ( 457 )
C = 70 + 137
C = 207

Besarnya tabungan
S = -a + ( 1 – b ) y
S = -70 + ( 1 – 0.30 ) ( 457 )
S = -70 + ( 0.70 ) 457
S = -70 + 319
S = 249

Grafik

Y = C + I + G = 390 + 0.30 Y
Misal Y = 0 390 + 0.30 Y = 390 = ( 0 ; 390 )
Y = 557 390 + 0.30Y = 557 = ( 557 ; 557 )
Tugas Kelompok 2.
Mahasiswa STIE Pasim Sukabumi


PEREKONOMIAN MAKRO 2 SEKTOR


DIK :
C otonom : 80 M
I otonom : 130 M
Pengeluaran Pemerintah : 200 M
Pajak : 100 M
MPC : 0,25

DIT :
Hitung besarnya Y nasional keseimbangan?
Berapa besar C nasional keseimbangan?
Berapa besar tabungan (S) nasional keseimbangan?
Gambar grafik dengan jelas baik dilihat dari pemerintahan, penawaran agregate?

JAWAB :
Y = C+I
C = a + bY
C = 80 + 0,25Y
Y = 80 + 0,25Y+130
Y-0,25Y = 210
0,75Y = 210
Y = 210
0,75
a) Y = 280
Y keseimbangan = 280 artinya jika Y = 280 maka C+I = 280

C = 80 + 0,25Y
C = 80 + 0,25 (280)
C = 80 + 70
b) C = 150

S = Y-C
S = 280-150
c) S = 130 ; (S = I = 130)
Pembuktian
Y = C +I
280 = 150 + 130
280 = 280

Gambar Grafik
C = 80 + 0,25Y
Jika Y=0 maka C=80 (0;80)
Jika Y=280 maka C=150 (280;150)
C+I = 210+0,25Y
Jika Y=0 maka C+1 = 210 (0;210)
Jika Y=280 maka C+I = 280 (280;280)
S = Y-C
S = Y-(a+bY)
S = Y-a-bY
S = -a+(Y-bY)
S = -a+(1-b)Y
S = -80+(1-0,25)Y
S = -80+0,75Y
Jika Y=0 maka S=-80 (0;-80)
Jika Y=280 maka S=130 (280;130)



Tugas Mahasiswa

Tugas 1 PIE Makro
Nama Kelompok 3 :Mahasiswa STIE Pasim Sukabumi
Arnies. A
Siti Nurlaela
Fitri Anggriani
Krisdia Subagja
Syeh Paridudin
Hermansyah
M. Ruslan

Soal :
. Dalam sebuah ekonomi nasional diketahui :a. konsumsi otonom = Rp 70 milyarb. Investasi otonom = Rp 150 Milyarc. Pengeluaran Pemerintah = Rp 200 Milyard. Pajak = Rp 100 milyare. MPC = 0,30Pertanyaan :1. Cobalah anda hitung besarnya pendapatan nasional keseimbangan2. Berapa besarnya konsumsi nasional keseimbangan3. Berapa besarnya tabungan nasional keseimbangan4. Gambarkan grafiknya dengan jelas, baik dilihat dari pemerintahan = penawaran agregate maupun dilihat dari kebocoran = injeksi.
Jawaban
a. Y=C+I+G
y=70+150+200
c= a+by
c= 70+0,30y
y= 70+0,30y+150+200
y= 420+0,30y
y - 0,30y = 420
0,70y = 420
y = 420/ 0,70
y = 600
y = c
600 = 600
y keseimbangan = 600, jika y = 600. maka C + I + G = 600
Buktikan:
420+0,30y
y = 420 + 0,30.. 600
y = 420 + 180
y = 600
b.Pendapatan sama dengan konsumsi ( y = c)
Jadi konsumasi nasional keseimbangannya sama dengan 600 M
SAVING
s = -a + ( 1 – b ) y
Saving sama dengan investasi ( S = I ) Jadi savingnya : 150 M
Gambarkan :
y = 420 + 0 , 30y
C + I + G = 420 + 0 , 30y
cari 2 titik untuk membuat grafik, Misal y = 0, maka C + I + G = 420
y = 600, maka C + I + G = 600.
Jadi. (0 , 420), dan (600, 600)
Tugas Mahasiswa Kelompok 1.
Disusun oleh :
Ramli Alrashid
Dede Ahmad
Feri Yatman
Giang Lirva
Vikki Barki
Rizal
Hendri
Chris


Dalam sebuah ekonomi nasional diketahui :
a. Konsumsi otonom : 60 M (C)
b. Investasi Otonom : 40 M (I)
c. Pengeluaran Pemerintah : 20 M (G)
d. Pajak : 10 M (Tx)
e. MPC : 0,80
Dit : a. Besarnya Y nasional equilibrium ?
b. Besarnya C nasional equilibrium ?
c. Besarnya S nasional equilibrium ?
d. Gambar Grafiknya!
Jawab :
Y = C + I + G
C = a + by
C = 60 + 0,80y
I = 40
G = 20

a) Y = 60 + 0,80y + 40 + 20
Y = 120 + 0,80
1Y + 0,80 Y = 120
0,20 Y = 120
Y = 120
120
Y = 600
Y equilibrium = 600
Artinya jika Y = 600
Maka C + I + G = 600
Pembuktiannya :
Y = 120 + 0,80 Y
Y = 120 + (0,80 x 600)
Y = 120 + 480
Y = 600

b) C = a + by
C = 60 + 0,80 Y
C = 60 + 0,80 (600)
C = 60 + 460
C = 540

c) S = -a + (1-b) Y
S = -60 + (1-0,80) Y
S = -60 + (0,20) 600
S = -60 + 120
S = 60

d) Grafik
Y = 120 + 0,80 Y / C + I + G = 120 + 0,80 Y
Y = 0 / C + I + G = 120 (0, 120)
Y = 600 / C + I + G = 600 ( 600, 600 )